Komitmen Kami

Kami adalah sekelompok orang yang sadar akan pentingnya ilmu :: Orang lain bisa saja berfikir sebaliknya :: Mungkin ini juga sejalan dengan pemahaman kami :: Ini sangat tergantung sudut pandang sebuah ilmu ::

Tetap Dalam Komitmen

Tetapi bagi kami tidak ada kata lain :: Menguasai ilmu adalah segalanya :: Entah sampai kapan kami memegang prinsip ini :: Namun kami yakin bahwa segalanya butuh ilmu ::

Teguh Dalam Komitmen

Indonesia harus menjunjung ini setinggi tingginya :: Lembaga terkai harus mampu mendukung sepenuh hati :: Majukan anak bangsa dari sisi kecerdasan :: Untuk bekal kemandirian dan kemajuan serta kebesaran bangsa ::

Dalam Komitmen

Tekad kami kedepan adalah pasti :: Ilmu harus bisa diciptakan dan digunakan bersama :: Jika kami sadar ilmu datang dan hadir bukan karena kami ciptakan :: Untuk sebaliknya kamipun sadar ilmu datang dan hadir diciptakan untuk kami ::

Kami Bukan Siapa - siapa Tanpa Kalian

Namun ilmu harus terus dilakukan pengkajian, penelitian, pengembangan dan pengabdian :: Akhirnya ilmupun harus mendapat pengakuan dan manfaat :: Ilmu kami tidak hanya berfikir sebatas apa yang kami ketahui dan dapat kami lakukan :: Dan lebih jauh dari itu kami berfikir tentang apa yang tidak kami ketahui dan tidak dapat kami lakukan :: Ilmu kami tidak hannya mencapai batas maksimal kemampuan, lebih jauh dari itu kami harus berfikir menembus batas, sehingga diluar batas maksimal kemampuan.

Jumat, 24 Agustus 2012

Basic Generate Auto Number (Increment)

Basic Generate Auto Number (Increment)

Posting saya kali ini tentang cara generate auto number (auto increment), ini adalah contoh paling sederhana (basic) dari auto increment. Contohnya: 01,02,03 dan seterusnya. Nah kita juga bisa membuat jumlah digit-nya menjadi dinamis, contoh: 3digit (001,002,..), 4digit (0001,0002,..) dan seterusnya. selanjutnya kita juga harus memperhitungkan batas maxsimal dari increment itu sendiri, contoh: 2digit (max 99), 3digit (max 999) dan seterusnya, hal ini perlu

Cara Membuat Generate Auto Number/No Urut/No Bukti VBNET

Cara Membuat Generate Auto Number/No Urut/No Bukti VBNET

Kali ini saya akan sedikit menjelaskan untuk beberapa kasus dan jenis No Urut yang biasa ada dalam aplikasi sehari hari. Baiklah saya langsung contohkan ke coding vbnet dan cara melakukan SELECT query untuk mendapatkan No urut terakhir dari database.

Selasa, 14 Agustus 2012

Dasar Pemrograman Java

Sekilas tentangJava
Java adalah sebuah bahasa pemrograman yang populer dikalangan para akademisi dan praktisi komputer. Java dikembangkan pertama kali oleh James Gosling dari Sun Microsystems pada tahun 1990-an. Java pertama kali dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan akan sebuah bahasa komputer yang ditulis satu kali dan dapat dijalankan dibanyak sistem komputer berbeda tanpa perubahan kode berarti. Kebanyakan bahasa  komputer yang ada memiliki keterbatasan migrasi sistem yang berbeda. Java diciptakan sebagai sebuah bahasa baru dengan implementasi yang berbeda. Bahasa Java merupakan bahasa berorientasi objek yang diturunkan dari C++ dengan banyak penyempurnaan. Pada umumnya, para pakar pemrograman berpendapat bahwa bahasa Java memiliki konsep yang konsisten dengan teori pemrograman objek dan aman untuk digunakan.  Kini universitas-universitas di berbagai negara berpaling dari Pascal atau C++ kemudian memilih Java sebagai bahasa untuk belajar pemrograman.


Senin, 13 Agustus 2012

Menggunakan Constructor dan Destructor Pada Object-Oriented-Programing

Pada konsep Object-Oriented-Programing, terdapat banyak fungsi yang dapat mempermudah dalam membuat sebuah aplikasi website. Salah dua dari beberapa fungsi tersebut adalah fungsi __constructor() dan fungsi __destructor().
Saat object di inisialisasi, kadang-kadang terbesit niat untuk mensetting beberapa hal terlebih dahulu. Untuk menangani hal ini, PHP menyediakan fungsi ajaib ( the magic method)  __construct(), yang akan dipanggil secara otomatis kapanpun object dibuat. Untuk mengilustrasikan konsep konstruktor ini, tambahkan konstruktor ke dalam MyClass, yang akan menampilkan pesan kapanpun objek baru dari kelas dibentuk:
<?php
class MyClass {
     public $prop1 = "I'm a class property!";
     public function __construct()
     {
          echo 'The class "', __CLASS__, '" was initiated!<br />';
     }
     public function setProperty($newval)
     {
          $this->prop1 = $newval;
     }
     public function getProperty()
     {
          return $this->prop1 . "<br />";
     }
}
// Create a new object
$obj = new MyClass;
// Get the value of $prop1
echo $obj->getProperty();
// Output a message at the end of the file
echo "End of file.<br />";
 ?>
Catatan:  __CLASS__ adalah sebuah magic constant, yang mana, dalam kasus ini, menghasilkan nama kelas yang dipanggil. Ada beberapa magic constant lain yang disediakan PHP, yang dapat dibaca di manual PHP di http://us3.php.net/manual/en/language.constants.predefined.php.
Refresh browser, dan hasil eksekusi scriptnya adalah:
The class "MyClass" was initiated!
I'm a class property!
End of file.
Untuk memanggil fungsi saat objek dibersihkan, fungsi  __destruct() bisa kita gunakan. Magic constant ini berguna untuk membersihkan kelas (sebagai contoh koneksi database). Menampilkan pesan pada browser saat objek dibersihkan menggunakan fungsi __destruct() pada MyClass:
<?php
class MyClass {
     public $prop1 = "I'm a class property!";
     public function __construct()
     {
         echo 'The class "', __CLASS__, '" was initiated!<br />';
     }
     public function __destruct()
     {
         echo 'The class "', __CLASS__, '" was destroyed.<br />';
     }
     public function setProperty($newval)
     {
         $this->prop1 = $newval;
     }
     public function getProperty()
     {
         return $this->prop1 . "<br />";
     }
}
// Create a new object
$obj = new MyClass;
// Get the value of $prop1
echo $obj->getProperty();
// Output a message at the end of the file
echo "End of file.<br />";
?>
Ketika skrip ditambah dengna listing destructor, hasil dari eksekusi program adalah sebagai berikut:
The class "MyClass" was initiated!
I'm a class property!
End of file.
The class "MyClass" was destroyed.
Sebenarnya, saat sebuah program PHP dieksekusi, PHP secara otomatis akan melepaskan (membebaskan) semua resource atau sumber daya yang dipakai, semisal memori. Hal ini bertujuan untuk memastikan ketersediaan memori bagi program-program lain. Proses inilah yang berperan sebagai pelatuk untuk menjalankan destructor objek MyClass. .
Untuk memicu destructor secara ekspilsit, kita bisa menghancurkan sebuah objek menggunakan fungsi unset():
<?php
class MyClass {
     public $prop1 = "I'm a class property!";
     public function __construct()
     {
         echo 'The class "', __CLASS__, '" was initiated!<br />';
     }
     public function __destruct()
     {
         echo 'The class "', __CLASS__, '" was destroyed.<br />';
     }
     public function setProperty($newval)
    {
         $this->prop1 = $newval;
    }
    public function getProperty()
    {
        return $this->prop1 . "<br />";
    }
}
 // Create a new object
 $obj = new MyClass;
 // Get the value of $prop1
 echo $obj->getProperty();
 // Destroy the object
 unset($obj);
 // Output a message at the end of the file
 echo "End of file.<br />";
 ?>
Sekarang, hasil dari eksekusi program akan terlihat sama seperti memakai fungsi __destructor(). Jalankan program, dan seharusnya di browser tampil seperti ini:
The class "MyClass" was initiated!
I'm a class property!
The class "MyClass" was destroyed.
End of file
Demikianlah artikel tentang fungsi destructor dan constructor pada Object-Oriented-Programing menggunakan PHP. Semoga bermanfaat

Kesalahan Pada Pemrograman

 “ERROR” adalah sebuah kata yang terdengar cukup menakutkan di dunia pemrograman. Programer adalah orang yang akan dilirik dengan alis terangkat jika terjadi kesalahan pada sebuah aplikasi pada saat digunakan. Untuk menghindari hal tersebut, Anda perlu mengenal dan memperbaiki semua jenis kesalahan pada program.
Hampir tidak ada aplikasi yang berjalan sempurna sebelum melewati berbagai rentetan kesalahan, semakin besar aplikasi yang dibuat, semakin banyak kesalahan yang dapat timbul. Sukar dibayangkan jika Anda dapat mengetikkan ratusan baris kode program tanpa ditemukan kesalahan pada saat dijalankan atau dikompilasi untuk pertama kalinya.
Syntax Error
Kesalahan yang paling sering ditemukan pada saat membuat program adalah kesalahan sintaks atau Syntax Error, dimana perintah atau statemen yang diketikkan menyalahi aturan pengkodean yang dimiliki oleh bahasa pemrograman yang Anda gunakan.
Sebuah bahasa pemrograman memiliki aturan pengkodean tersendiri yang harus dipatuhi, sebagai contoh pada bahasa pemrograman Pascal/Delphi, setiap statemen diwajibkan diakhiri dengan tanda titik koma (;). Jika Anda tidak menuliskannya, program akan menampilkan pesan Syntax Error pada saat dijalankan.
Setiap bahasa pemrograman memiliki keyword, yaitu perintah-perintah baku yang digunakan. Sebagai contoh, keyword yang umum adalah kondisi if, perulangan for atau while, penulisan fungsi dan lambang aritmatika seperti modulus, pangkat, dan lain-lain. Kesalahan penulisan keyword juga merupakan Syntax Error.
Kesalahan penulisan parameter pada sebuah function/procedure juga termasuk dalam kategori Syntax Error, misalnya jika function yang Anda gunakan memerlukan parameter sementara Anda lupa menuliskan parameter tersebut.
Syntax Error merupakan jenis kesalahan yang paling sering ditemui, tetapi juga pada umumnya paling mudah untuk ditanggulangi. Syntax Error cukup mudah diketahui dan diperbaiki jika bahasa pemrograman yang Anda gunakan menunjukkan baris kesalahan dengan tepat, dan menampilkan pesan kesalahan yang benar.
Pada beberapa bahasa pemrograman, disediakan fasilitas Auto Syntax Check, dimana muncul sebuah pesan peringatan ketika Anda mengetikkan sintaks yang salah.
 Run-time Error
Jenis kesalahan Run-time Error terjadi ketika kode program melakukan sesuatu yang tidak dimungkinkan. Contohnya pada saat sebuah aplikasi mencoba mengakses file yang tidak ada, atau terjadi kesalahan alokasi memory.
Terkadang Run-time Error terjadi karena berbagai aspek dan tidak selalu karena kesalahan pemrograman, sebagai contoh jika Anda sengaja menghapus beberapa file penting yang digunakan oleh suatu aplikasi, maka terdapat kemungkinan akan terjadi Run-time Error pada saat aplikasi tersebut dijalankan.
Walaupun demikian, pencegahan semaksimal mungkin dengan memberikan validasi dan pesan yang user-friendly saat terjadi kesalahan pada aplikasi, akan sangat membantu untuk mengetahui mengapa aplikasi tidak berjalan dengan semestinya.
Logical Error
Logical Error merupakan jenis kesalahan yang cukup sulit untuk ditemukan penyebabnya. Karena aplikasi yang mengandung Logical Error berjalan tanpa pesan kesalahan, tetapi mengeluarkan hasil yang tidak diharapkan, misalnya jika aplikasi Anda menghasilkan perhitungan yang salah.
Logical Error baru dapat diketahui setelah Anda melakukan testing dan meninjau hasilnya. Logical Error dapat diperbaiki dengan memeriksa alur program dan nilai variabel yang dihasilkan.
Programer = Pencari Bug?
Sebuah error pada aplikasi disebut dengan istilah bug, atau dalam Bahasa Inggris berarti kutu atau binatang kecil. Konon istilah bug muncul karena ditemukannya binatang kecil yang menyebabkan kerusakan pada sebuah komputer tabung pada tahun 1945.
Bug aplikasi terdapat pada kode program, yang dapat mengganggu kenyamanan pengguna aplikasi Anda. Pada tingkat tertentu, keberadaan bug cukup memberikan efek yang besar.
Anda mungkin belum melupakan saat dimana orang ramai membicarakan “Y2K Bug” atau bug tahun 2000, atau munculnya istilah “Blue screen of Death” pada sistem operasi Windows, atau “Kernel Panic” pada sistem operasi Linux, semua contoh tersebut menunjukkan sebuah bug serius dapat mengakibatkan dampak negatif yang cukup besar.
Proses mencari penyebab bug disebut dengan debug, yang juga merupakan tugas programer setelah menerima laporan bug. Walaupun demikian, jangan menjadikan pekerjaan Anda sebagai pencari bug, Untuk itu hanya ada satu cara, minimalkan bug pada aplikasi yang Anda buat.
Apa yang harus Anda lakukan untuk menghindari jenis-jenis kesalahan yang telah disebutkan di atas? Bisa jadi tidak ada program yang sempurna, tetapi selalu ada cara untuk mengatasi atau menghindari kesalahan semaksimal mungkin.
Selalu Deklarasikan Variabel
Syntax Error, bahkan Logical Error, mungkin terjadi jika terdapat penulisan variabel yang salah. Sebaiknya Anda mendeklarasikan variabel yang Anda gunakan walaupun bisa jadi bahasa pemrograman yang Anda gunakan mengijinkan untuk tidak melakukan deklarasi variabel.
Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemrograman yang mengijinkan penggunaan variabel tanpa deklarasi, walaupun demikian disarankan Anda menggunakan deklarasi variabel. Hal tersebut akan memperkecil kesalahan penulisan variabel.
Masih dengan contoh Visual Basic, Anda dapat menambahkan perintah Option Explicit pada program untuk mencegah kesalahan tulis pada variabel, jika terdapat variabel yang belum dideklarasikan, maka Visual Basic akan menampilkan pesan kesalahan.
Anda sebaiknya memiliki suatu skema standard untuk pemberian nama variabel dan konsisten dengan penggunaannya. Contohnya berikan nama variabel diawali dengan huruf s jika bertipe data string, misalnya sResult, sTemp, dan lain-lain.
Pada Visual Basic maupun beberapa bahasa pemrograman lain yang berorientasi object, kita dapat mendeklarasikan variabel dengan tipe data object. Terdapat berbagai jenis macam object yang dikenal, dan sebaiknya Anda menuliskannya dengan lengkap object yang dimaksud. Misalnya object ListBox, Label, dan lain-lain.
Gunakan Variabel Lokal
Sangat disarankan agar Anda selalu menggunakan variabel lokal. Salah satu manfaatnya adalah jika terjadi kesalahan program (terutama Logical Error), maka penyebab kesalahan dan solusinya akan lebih mudah ditemukan. Hal ini dikarenakan variabel lokal memiliki ruang lingkup penggunaan yang lebih kecil dibandingkan variabel global, yang dapat diakses oleh procedure yang mana saja.
Penggunaan variabel global, sering menimbulkan kerancuan dan memperbesar kemungkinan terjadinya kesalahan tanpa disadari.
 Kenali Jenis Bug
Bug yang timbul pada sebuah aplikasi memiliki karateristik. Karena itu selalu baca dan perhatikan baik-baik pesan kesalahan yang timbul. Beberapa jenis bug berdasarkan karakteristiknya adalah sebagai berikut:
  1. Divide By Zero.
    Jika pada sebuah pembagian, pembagi bernilai 0, maka program akan terhenti dan mengalami error.
2. Infinite Loop.
Pengertian loop adalah perulangan, yang sering digunakan dalam teknik pemrograman. Penggunaan loop yang salah dapat mengakibatkan program menjalankan sebuah procedure tanpa akhir.
3. Arithmatic overflow or Underflow.
Overflow terjadi saat sebuah perhitungan menghasilkan nilai yang lebih besar daripada nilai yang dapat ditampung oleh media/variabel penyimpan. Sementara underflow merupakan kebalikannya. Pada perhitungan aritmatik, hal ini sering ditemukan dan menjadi masalah.
4. Exceeding Array Bounds.
Array merupakan variabel berdimensi yang memiliki indeks. Saat program mengakses indeks diluar array yang ditentukan, maka akan mengakibatkan error.
5. Access Violation.
Hal yang terjadi saat sebuah proses mencoba melewati batas yang diijinkan oleh sistem. Misalnya menulis sebuah nilai pada alamat memory, segmen, atau media yang diproteksi.
6. Memory Leak.
Penggunaan memory yang tidak diinginkan, dapat terjadi karena program gagal melepaskan memory yang sudah tidak digunakan.
7. Stack Overflow or Underflow.
Stack merupakan struktur data dengan prinsip LIFO (Last In First Out), pada program Anda dapat mengimplementasikan logika stack untuk suatu tujuan. Tetapi jika stack melebihi atau dibawah nilai yang diijinkan oleh program, maka akan timbul kesalahan Stack Overflow/Underflow.
8. Buffer Overflow.
Buffer merupakan tempat penyimpanan sementara dalam teknik pemrograman. Buffer Overflow terjadi jika Anda menyimpan terlalu banyak data yang tidak dapat ditampung oleh buffer yang disediakan.
9. Deadlock.
Merupakan suatu kondisi dimana dua atau lebih proses saling menunggu satu sama lain untuk menyelesaikan prosesnya, dan tidak satupun dari proses tersebut yang selesai. Problem deadlock sering ditemukan pada multiprocessing.
10. Off By One Error.
Merupakan istilah untuk menggambarkan perulangan yang terlalu banyak atau terlalu sedikit. Misalnya perulangan yang dikehendaki adalah lima kali, tetapi kenyataan yang terjadi aplikasi mengulang proses tersebut sebanyak empat kali atau enam kali. Kesalahan ini pada umumnya terjadi karena kesalahan logika penulisan kode pada proses perulangan.
Berikan Komentar
Jangan kuatir kode program Anda dipenuhi oleh komentar. Karena akan lebih mudah bagi Anda untuk mempelajari lagi kode-kode program yang pernah Anda buat dengan membaca komentar.
Dengan mengerti kode program dengan baik, maka akan menjadi lebih mudah jika pada suatu saat terdapat Logical Error yang membutuhkan analisa ulang kode program.
Gunakan Log File
Informasi proses yang dijalankan aplikasi dan tersimpan pada sebuah log file (dapat berupa file text atau table) dapat menjadi informasi yang sangat berguna untuk menganalisa bug yang mungkin terjadi. Terutama informasi yang menjelaskan apa yang terjadi sebelum, selama, dan sesudah bug terjadi.
Untuk menghindari log file yang terlalu besar, Anda dapat memisahkan log file terbagi menjadi log untuk komponen-komponen utama pada aplikasi. Jangan lupa untuk selalu mencatat waktu (timestamp) pada setiap record. Anda dapat menghapus atau melakukan backup pada log file secara periodik.
Validasi
Tidak semua orang mematuhi aturan yang Anda terapkan pada aplikasi, karena itu Anda harus melakukan validasi untuk data yang dimasukkan oleh pengguna. Misalnya pada suatu form pendaftaran, Anda sebaiknya melakukan validasi untuk input yang tidak boleh kosong (mandatory/required fields), melakukan pembatasan karakter, dan validasi huruf/angka yang diperlukan.
Mengenal Environment
Saat Anda mengetikkan kode program, menjalankannya, atau melakukan debug pada program, Anda berada pada environment yang berbeda-beda. Terdapat 3 environment yang umum dikenal, yaitu:
1. Design Time.
Aplikasi yang Anda kerjakan dilakukan pada saat design time.
2. Run Time.
Saat menjalankan aplikasi.
3. Break Mode.
Environment saat Anda melakukan proses debug atau melihat kode program saat program tersebut dijalankan, Anda dapat melihat alur program dan perubahan nilai pada variabel, sehingga Anda dapat menelusuri kesalahan yang terjadi. Break Mode terletak diantara Design Time dan Run Time.

error: Maximum execution time

Anda pernah melihat kasus seperti ini :

Fatal error: Maximum execution time of 60 seconds exceeded in ….

Itu disebabkan lamanya eksekusi program melebihi waktu default dari sistem, waktu default dari sistem cuma 60 seconds.
untuk mensettingnya cukup dengan code :
<?php
set_time_limit(120);
//set limit untuk melakukan query = 120 seconds
?>

Change Data Capture (CDC)

Apa itu Change Data Capture ?

Salah satu kendala peningkatan kinerja di dalam implementasi data warehouse adalah strategi pengambilan  data transaksional yang mengalami perubahan dari titik pengambilan (snapshot) terakhir. Hal ini dikenal dengan nama proses pengambilan data yang berubah atau Changed Data Capture(CDC).

Beberapa Teknik Solusi


Untuk beberapa vendor BI pemecahan masalah ini mungkin kelihatan sederhana seperti penambahan kolom timestamp pada tabel yang akan di-capture maupun membuat tabel audit baru yang mencatat perubahan data di tabel yang dipantau.

Selanjutnya kolom ini akan dipopulasi berdasarkan perubahan yang terjadi melalui mekanisme trigger (insert, update dan delete).

Teknik lainnya adalah  mencoba untuk menggantungkan diri pada sistem aplikasi yang ada misalkan aplikasi ERP (Enterprise Resource Planning) yang memiliki  field seperti creation_date dan updated_date - yang masing-masing mewakili waktu dibentuknya row data dan waktu update terakhir.

Namun pendekatan solusi ini memiliki kelemahan, bagaimana kalau row tersebut dihapus ? Tentunya kita tidak bisa melakukan query terhadap row tersebut lagi dan row data yang berkaitan di data warehouse kita tentu sudah menjadi tidak valid lagi tanpa kita bandingkan dengan row data sumber.

Ada juga solusi yang "tidak mau ambil pusing"... yaitu mencoba membandingkan satu per satu row dari data warehouse dengan data asalnya. Solusi ini tentunya adalah proses yang sangat lama dan 'mahal'. Bukan saja ini solusi yang tidak tepat karena menurunkan kinerja tapi hampir mustahil dilakukan atas alasan praktis terutama jika data yang ditangani sudah sangat besar.

Walau pada awalnya bagi sebagian orang, masalah capture data ini kelihatan sepele tapi memang tidak sesederhana seperti yang dipikirkan.

Contohnya jika menyangkut policy maka pada kebanyakan kasus kita tidak boleh merubah struktur maupun membuat trigger apapun pada database client kita sehingga menjadikan solusi pengambilan data ini menjadi semakin sulit.

Jika ini yang terjadi, maka solusi terbaik yang biasanya dapat dilakukan adalah membuat aplikasi untuk membaca dan menganalisa transaction log dari database yang digunakan sehingga tidak mengganggu data sebenarnya. Transaction log biasanya adalah file yang digunakan sebagai jembatan untuk mencatat transaksi yang dilakukan sebelum dilakukan perubahan ke tabel sebenarnya.

Namun lagi-lagi solusi ini terkendala oleh tidak adanya log file ini pada beberapa sistem database terutama jika itu adalah legacy database system atau sistem database lama seperti XBase.

Masalah lain yang dihadapi dengan pendekatan ini adalah kebanyakan sistem database populer tidak menyertakan dokumentasi ataupun API untuk mengambil informasi dari transaction log-nya seperti contoh MS SQL Server 2000. Jika ini yang terjadi, maka kita terpaksa harus menduga-duga dengan melakukan reverse engineering yang tentunya sangat menghabiskan waktu.

Nah untungnya bagi para teman-teman sesama praktisi data warehousing, sebagian database populer ternyata mendukung fitur CDC ini seperti Oracle 9i ke atas. Berita baik juga untuk para pengguna produk Microsoft SQL Server, sejak versi 2008 fitur CDC sudah disertakan di dalam produk ini.

Produk Pihak Ketiga


Bagaimana untuk produk database server lainnya yang tidak mendukung langsung pembacaan perubahan data ?

Untuk Anda yang serius untuk mendapatkan solusi ini ada beberapa vendor/produk yang mengkhususkan diri di area ini, diantaranya :

·                     Attunity , untuk produk seperti DB2, Oracle, Microsoft SQL Server, dan lainnya.
·                     Apex SQL , untuk produk Microsoft SQL Server
·                     Golden Gate, fiturnya hampir sama dengan Attunity
·                     dan lain-lain, untuk list lengkapnya dapat dilihat di situs IT-Toolbox.

Penutup


Change Data Capture (CDC) atau masalah pengambilan data yang berubah dari suatu titik waktu tertentu adalah hal yang cukup krusial di dunia data warehousing. Dengan mengambil strategi populasi bertahap maka kita harus memastikan kalau data yang akan kita ambil pada tahap berikutnya memang berbeda dari data saat terakhir kita melakukan proses.

Dan dengan mengenali dukungan untuk CDC ini pada produk database yang digunakan oleh klien kita dan juga mengetahui adanya solusi pihak ketiga yang menyediakan dukungan ini maka akan menjamin kesuksesan lebih lanjut dari implementasi proyek yang kita lakukan.